Langsung ke konten utama

Yaa Rabb... Yaa Rabb... (#2)

Saya kesal karena dimanapun saya berada dengan mudah dapat terdeteksi. Seolah matanya punya radar. Di balik kaca dan dari kejauhan sekali pun.

Yaa Rabb yang Maha Kaya, saya ingin ganti kaca mata dengan warna yang tidak mencolok lagi.

Yaa Rabb yang di tangan Engkau hati hati manusia. Tolong tenangkan hati saya. Hilangkan segala rasa cemas, rasa takut dan khawatir...

Hilangkan semua keinginan keinginan jahat orang lain terhadap saya ...

Hanya kepadaMu saya dapat meminta pertolongan...

Wahai Rabb Dzat yang Maha Pencipta..
Jika ini memang perbuatan jahat makhlukMu

Maka

Pindahkanlah kembali semua cacing cacing yang datang ke rumah saya ke tempat tidur orang yang menyengaja mengirimnya untuk saya   

Yaa Wakiil... Tolonglah hambaMu yang lemah ini... 
Yaa Wakiil ... Tenagkanlah jiwa ini.

Sesungguhnya hanya Engkaulah Dzat yang Maha Pelindung dan Maha Penolong

Solok, 15 Mei 2024

Edit__
17 Juni 2024

Alhamdulillah Allah kabulkan do'a - do'a saya. Allah beri rejeki sehingga saya bisa ganti kacamata. Allah juga usir semua cacing yang mengganggu saya dan keluarga tanpa sisa. Laa Hawla walaa quwwata illaa billaah ❤️

Sungguh Allah memang sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Allah juga memberi saya petunjuk jawaban kebingungan-kebingungan saya selama ini. Dari awal November 2023 sampai awal Juni 2024 banyak hal yang saya pertanyakan. Kenapa begini? Tidak mungkin seperti itu. Kenapa begitu? Rasanya ada yang janggal. Tapi apa? Saya bingung dan sangat penasaran.

Saya menyambungkan rantai peristiwa satu persatu. Berusaha menukan alasan logis di balik itu. Bak seorang detektif. Saya tidak bisa berhenti berfikir sehingga pada akhirnya saya menemukan kepingan puzzle terakhir. Alhamdulillah sekarang semua terjawab. sehingga hilang seluruh rasa takut dan khawatir saya. Tumbuh pula keberanian untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Allahumma barik ❤️

Saya menyandarkan sepenuhnya segala urusan kepada Allah. Hanya mengharap pertolongan dan perlindungan-Nya dari perangai-perangai jahat orang yang tidak bertanggung jawab.

Seorang yang bertanggung jawab pasti akan mengakui kesalahan dan meminta maaf. Bukannya berusaha menutup-nutupi kesalahan demi menjaga reputasinya sendiri. Apalagi sampai mengalihkan issue kesana kemari. Na'udzubillah
🌼🌼🌼

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aim Senang Bersedekah

*Fiksi Hari ini ibu demam. Tubuhnya panas tapi menggigil kedinginan. Di luar mulai terang. Titi dan Titan menggaruk-garuk dinding rumahnya. Begitu cara mereka memanggil tuannya.  "Ata.. " Panggil ibu lemas.  "Ya Bu!" Sahut Ata setengah berteriak. Tangannya masih sibuk mengaduk kasar nasi goreng di atas api kompor. Ata memang belum mahir memasak. Tapi untuk keadaan darurat masakannya tetap ditunggu adik-adik.  Ata mematikan api kompor dan berlari ke kamar ibu.  "Ta, itu Titi sama Titan mungkin sudah lapar." "Ya Bu, biar Ata minta bantu Maira dan Aim. Nasi gorengnya belum selesai." Setelah melihat anggukan ibu, Ata segera memanggil Maira dan Aim.  "Ata, tunggu sebentar." Ucap ibu, ia berusaha bangun dan mengambil sesuatu dari bawah bantal. "Nanti setelah memasak, tolong antar amplop ini ke Pak Firdaus di mushala." Ata mengangguk mengerti. Setiap hari Jum'at memang ibu biasa menitipkan banyak amplop untuk anak yatim ke Pak Fi...

Suatu Malam Bersama Cu Wit

Beliau adalah tantenya suami saya. Adik perempuan mendiang ayah mertua yang paling kecil. Makanya ada embel-embel Uncu di depan nama beliau. Awal kami menikah, saya pernah jumpa Cu Wit beberapa kali. Interaksi kami hanya sekedarnya. Karena saya masih canggung menjadi menantu baru. Keluarga suami saya sangat banyak. Membuat saya sering bingung dan sulit mengingat nama nama dan wajah semua keluarga. Tapi ada satu hal yang khas di tengah kesulitan itu. Wajah mereka mirip-mirip, yang lelaki tampan-tampan dan yang perempuan cantik-cantik. Umumnya kehidupan mereka juga mapan dan berkecukupan. Saya gadis kampung yang pemalu, hanya bisa tersenyum saat berjumpa mereka. Tidak ada banyak kata yang bisa terucap. Sebab saya juga bingung, topik apa yang enak untuk dibahas. Suatu saat Fathan, anak pertama kami sakit. Waktu itu dia masih bayi, usia 11 bulan. Fathan demam tinggi, batuk dan sesak nafas. Semula kami bawa Fathan ke M. Natsir dan rawat inap di sana selama 3 hari. Tapi belum ada angsur...

Resensi Buku 61 Kisah Pengantar Tidur [IMRC 2015]

Meluruskan Persepsi Melalui Kisah Shahih Judul : 61 Kisah Pengantar Tidur diriwayatkan secara kasih shahih dari Rasulullah dan para sahabat Penulis : Muhammad bin Hamid Abdul Wahab Penerjemah : Munawwarah Hannan Penerbit : Darul Haq Tebal : 181 halaman Buku ini hadir sebagai wujud keprihatinan penulis dan penerbitnya dengan merebaknya hikayat dan kisah fiksi yang berbau syirik dan tahayul di tengah masyarakat. Baik dari media cetak maupun media elektronik. Kisah-kisah yang disuguhkan dalam buku ini bersumber dari Rasulullah salallahu’alaihi wassalam dan para sahabatnya. Yang tertuang dalam hadits shahih. Meliputi kisah para nabi, sahabat Rasulullah dan umat-umat terdahulu. Kisah-kisah di dalam buku ini sangat berbobot. Disampaikan dengan bahasa yang menarik. Dengan arti kata, tidak kaku dan tidak membosankan. Penulisnya juga terlihat lihai merangkum hadits yang satu dengan yang lainnya. Sehingga tidak jarang pembaca akan menemukan tokoh-tokoh dalam cerita berbicara d...