Langsung ke konten utama

Minta Maaf (#1)


Beberapa bulan terakhir ini saya mendapatkan rasa sakit yang tidak ada sebabnya.

Sakit di area perut.

Sudah terjadi empat kali.

Rasa sakitnya datang tanpa sebab, hilang pula tanpa sebab.

Pertama, saat dini hari saya terbangun karena perut saya sangat sakit dan mengeras seperti batu. Ini terjadi hingga hampir 30 menit

Kedua, saat hampir ketiduran di malam hari perut saya sangat sakit sehingga saya tidak mampu mengeluarkan suara. Seperti ada kaca-kaca  pecah yang menggelinding di dalam rongga perut saya. Mulai dari Ari-ari hingga ke ulu hati. Ini terjadi selama beberapa menit.

Ketiga, bagian usus saya seperti di remas-remas. Hal ini Berlangsung hingga Berjam-jam. Dalam beberapa hari.

Keempat, bagian usus saya sakit dg rasa sakit yg tidak bisa saya katakan. Sangat menggangu. ini pun terjadi hingga Berjam-jam.

Menjadi hal yg tidak wajar- menurut saya- karena keadaan ini selalu terjadi setelah saya tidak sengaja berpapasan dengan seseorang.

Atau

Kebetulan ada keperluan yg juga ada terkait dg orang tsb (tidak langsung).

Tidak ingin berburuk sangka

Tapi ini terjadi berulang. Dengan pola yang sama.

Seorang saudari saya sependapat, hal ini seperti sesuatu yang disengaja (Sihir)

Atau mungkin juga 'ain - menurut saya.

INI HAL YANG INGIN SAYA KATAKAN,

Tidak ada hal istimewa dari diri saya sama sekali. Jika ingin tahu tentang saya silahkan lihat IG saya. Sudah tidak saya kunci lagi. Saya hanya ibu ibu rempong yang berusaha setrong.

Dan tidak ada hal yang patut dibenci dari diri saya. Saya tidak jahat, tidak suka ghibah, tidak suka merecoki urusan orang. Saya tetap berusaha jadi orang baik semampu saya.

SAYA INGIN MINTA MAAF.... apabila saya pernah bersikap dan berkata yang salah.

Sudah cukup banyak rasa sakit yang saya lewati. Saya ingin, ini segera berakhir. Saya berharap mampu bangkit lagi dan hidup normal seperti ibu ibu lainnya. 

MOHON MAAFKAN saya dan hentikan ini.

Alhamdulillah serangan terakhir yang saya rasakan terjadi satu pekan yang lalu. SEMOGA itu adalah yang terakhir. Terimakasih 🙏 (21 April '24)

Edit 15 Mei '24
Qadarullah berpapasan beberapa kali lagi, saya sudah tidak sakit perut. Tapi banyak cacing di kamar mandi saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aim Senang Bersedekah

*Fiksi Hari ini ibu demam. Tubuhnya panas tapi menggigil kedinginan. Di luar mulai terang. Titi dan Titan menggaruk-garuk dinding rumahnya. Begitu cara mereka memanggil tuannya.  "Ata.. " Panggil ibu lemas.  "Ya Bu!" Sahut Ata setengah berteriak. Tangannya masih sibuk mengaduk kasar nasi goreng di atas api kompor. Ata memang belum mahir memasak. Tapi untuk keadaan darurat masakannya tetap ditunggu adik-adik.  Ata mematikan api kompor dan berlari ke kamar ibu.  "Ta, itu Titi sama Titan mungkin sudah lapar." "Ya Bu, biar Ata minta bantu Maira dan Aim. Nasi gorengnya belum selesai." Setelah melihat anggukan ibu, Ata segera memanggil Maira dan Aim.  "Ata, tunggu sebentar." Ucap ibu, ia berusaha bangun dan mengambil sesuatu dari bawah bantal. "Nanti setelah memasak, tolong antar amplop ini ke Pak Firdaus di mushala." Ata mengangguk mengerti. Setiap hari Jum'at memang ibu biasa menitipkan banyak amplop untuk anak yatim ke Pak Fi...

Suatu Malam Bersama Cu Wit

Beliau adalah tantenya suami saya. Adik perempuan mendiang ayah mertua yang paling kecil. Makanya ada embel-embel Uncu di depan nama beliau. Awal kami menikah, saya pernah jumpa Cu Wit beberapa kali. Interaksi kami hanya sekedarnya. Karena saya masih canggung menjadi menantu baru. Keluarga suami saya sangat banyak. Membuat saya sering bingung dan sulit mengingat nama nama dan wajah semua keluarga. Tapi ada satu hal yang khas di tengah kesulitan itu. Wajah mereka mirip-mirip, yang lelaki tampan-tampan dan yang perempuan cantik-cantik. Umumnya kehidupan mereka juga mapan dan berkecukupan. Saya gadis kampung yang pemalu, hanya bisa tersenyum saat berjumpa mereka. Tidak ada banyak kata yang bisa terucap. Sebab saya juga bingung, topik apa yang enak untuk dibahas. Suatu saat Fathan, anak pertama kami sakit. Waktu itu dia masih bayi, usia 11 bulan. Fathan demam tinggi, batuk dan sesak nafas. Semula kami bawa Fathan ke M. Natsir dan rawat inap di sana selama 3 hari. Tapi belum ada angsur...

Duhai Tuan

Duhai Tuan yang Budiman  Barangkali anda bisa lupa dengan saya Atau sekedar pura pura  Tapi saya tidak akan pernah lupa  Akan Tata Krama dan perilaku anda Duhai Tuan,  Saya lebih Sudi berpulang kepada-Nya Dari pada menyingkap tabir saya  Atas anda Bukan karena saya benci Maaf telah saya beri Tetapi bekas perihnya tak akan pergi  Solok, 3 September 2024 Catatan Ternyata masih ada dokter yang rasis saat ini. Ketika pasien terlihat wajah dia sangat ramah. Ketika pasien  tertutup wajahnya dia kembali ke setelan pabrik. Sangat pelit ilmu dan arogan. Padahal orangnya sama (pasien). Tapi diskriminasi tetap berlaku. Kesembuhan datangnya dari Allah. Bukan dari manusia. Tak satu jalan ke Roma. Tak satu pula orang pintar di negeri ini. Terimakasih untuk pelajaran berharga ini. Alhamdulillah saya berhasil melampauinya❤️🖋️