Langsung ke konten utama

Obat Alami Batuk Pilek Keluarga Kami


Banyak bunda bunda yang pusing dan panik saat balitanya batuk pilek, saya jadi teringat cerita kepanikan saya dan suami waktu Fathan masih 11 bulan. Saat itu badannya demam tinggi (39,9°c) disertai batuk dan pilek. Fathan nangis terus, maunya digendong terus, nafasnya jg susak banget. Waktu itu saya jg lagi hamil muda anak kedua.
Semula kami bertahan di rumah sampai 4 hari, tapi nafas fathan makin sesak. Akhirnya tengah malam kami bawa ke rumah sakit. Di pasangin infus dan sempat beberapa kali dinebu. Alhamdulillah terlewati masa kritis.

Satu hal saya sayangkan, dsa memberi resep dg dosis sangat tinggi. Dan fathan jg sangat ketergantungan sama obat. Dalam sebulan minimal kambuh lagi batuk pileknya. Saya jadi rajin bolak balik puskesmas. Sampai2 mereka hapal muka saya dan nama Fathan.

Alhamdulillah satu tahun setelah itu saya ketemu teman yang memberi tahu manfaat SUSU KAMBING. Yang juga bisa digunakan untuk batuk pilek. Saya cobakan jg ke anak2. Kebetulan waktu itu Iffah (5bln) sedang dirawat karena diare dan batuk. Saya beri setengah gelas 3x sehari. Alhamdulillah cocok. Dalam waktu kurleb 5 hari batuknya hilang. Sampai sekarang saya stok di rumah, klw anak2 mulai meler2 hidungny, langsung saya kasih dech. Biasanya lebih cepat ditangani lebih cepat redanya.

Oya, saya pakai yang bubuk bukan yang kapsul ato murni. Karena yang murni susah ngambilnya. Kalo yang kapsul kentara amisnya. Memicu anak buat muntah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aim Senang Bersedekah

*Fiksi Hari ini ibu demam. Tubuhnya panas tapi menggigil kedinginan. Di luar mulai terang. Titi dan Titan menggaruk-garuk dinding rumahnya. Begitu cara mereka memanggil tuannya.  "Ata.. " Panggil ibu lemas.  "Ya Bu!" Sahut Ata setengah berteriak. Tangannya masih sibuk mengaduk kasar nasi goreng di atas api kompor. Ata memang belum mahir memasak. Tapi untuk keadaan darurat masakannya tetap ditunggu adik-adik.  Ata mematikan api kompor dan berlari ke kamar ibu.  "Ta, itu Titi sama Titan mungkin sudah lapar." "Ya Bu, biar Ata minta bantu Maira dan Aim. Nasi gorengnya belum selesai." Setelah melihat anggukan ibu, Ata segera memanggil Maira dan Aim.  "Ata, tunggu sebentar." Ucap ibu, ia berusaha bangun dan mengambil sesuatu dari bawah bantal. "Nanti setelah memasak, tolong antar amplop ini ke Pak Firdaus di mushala." Ata mengangguk mengerti. Setiap hari Jum'at memang ibu biasa menitipkan banyak amplop untuk anak yatim ke Pak Fi...

Suatu Malam Bersama Cu Wit

Beliau adalah tantenya suami saya. Adik perempuan mendiang ayah mertua yang paling kecil. Makanya ada embel-embel Uncu di depan nama beliau. Awal kami menikah, saya pernah jumpa Cu Wit beberapa kali. Interaksi kami hanya sekedarnya. Karena saya masih canggung menjadi menantu baru. Keluarga suami saya sangat banyak. Membuat saya sering bingung dan sulit mengingat nama nama dan wajah semua keluarga. Tapi ada satu hal yang khas di tengah kesulitan itu. Wajah mereka mirip-mirip, yang lelaki tampan-tampan dan yang perempuan cantik-cantik. Umumnya kehidupan mereka juga mapan dan berkecukupan. Saya gadis kampung yang pemalu, hanya bisa tersenyum saat berjumpa mereka. Tidak ada banyak kata yang bisa terucap. Sebab saya juga bingung, topik apa yang enak untuk dibahas. Suatu saat Fathan, anak pertama kami sakit. Waktu itu dia masih bayi, usia 11 bulan. Fathan demam tinggi, batuk dan sesak nafas. Semula kami bawa Fathan ke M. Natsir dan rawat inap di sana selama 3 hari. Tapi belum ada angsur...

Duhai Tuan

Duhai Tuan yang Budiman  Barangkali anda bisa lupa dengan saya Atau sekedar pura pura  Tapi saya tidak akan pernah lupa  Akan Tata Krama dan perilaku anda Duhai Tuan,  Saya lebih Sudi berpulang kepada-Nya Dari pada menyingkap tabir saya  Atas anda Bukan karena saya benci Maaf telah saya beri Tetapi bekas perihnya tak akan pergi  Solok, 3 September 2024 Catatan Ternyata masih ada dokter yang rasis saat ini. Ketika pasien terlihat wajah dia sangat ramah. Ketika pasien  tertutup wajahnya dia kembali ke setelan pabrik. Sangat pelit ilmu dan arogan. Padahal orangnya sama (pasien). Tapi diskriminasi tetap berlaku. Kesembuhan datangnya dari Allah. Bukan dari manusia. Tak satu jalan ke Roma. Tak satu pula orang pintar di negeri ini. Terimakasih untuk pelajaran berharga ini. Alhamdulillah saya berhasil melampauinya❤️🖋️