Bermain Hujan dan Mie Ayam

Bismillah...
Nak, sesekali ummi butuh begini
Membiarkan kalian bermain air di luar
Menyepah mainan suka suka

Sesekali ummi butuh begini, membiarkan perkakas dapur berantakan....



Ah, tulisan ini terhenti karena tiba-tiba ummi keluar dan memperhatikan kalian berdua tengah bermain air kran, permainan yang tak habis habisnya kalian kerjakan dari tadi pagi.


Menampung air dalam baskom besar.
Memasukan setumpuk mainan didalamnya. Lalu kalian mencebur disana, berteriak teriak, keluar dan menghidupkan cerita dari tokoh-tokoh yang tak pernah ada sebelumnya.

Hujan lebat turun, kalian makin riang menadah hujan yang turun dari tuturan atap rumah kita yang rendah.
Ah, kalian begitu riang, tak tega mulut cerewet ini mengusik

Sore pun menyapa, permainan kalan belum juga berakhir. Sementara tubuh-tubuh kecil itu sudah mulai menggigil dan kulit jari jemarinya mengeriput. Permainan berlanjut dengan mandi bersabun, sabun batangan kita yang kerap hilang ketika dibutuhkan, entah karena jatuh dalam kloset, tercebur ke dalam bak mandi yang cukup besar, atau bergelumang lumpur saat kalian beralasan ingin membersihkan kuman di tangan. Sabun yang tiap sebentar ummi beli ke warung sebelah rumah, kini merana dalam baskom itu, meleleh perlahan.

"Sudah, sudah mandinya! Ayo masuk!"
Duh mulut ini terlalu gatal untuk mengganggu. Maafkan ummi nak... Ummi mencintai kalian. Ummi hendak kalian mengerti, tiap kebebasan ada batasannya.Antara anak lelaki dan perempuan ada aturannya.

"Tapi Fathan mandikan dedek, biar badannya bersih!" alasan yang masuk akal, tapi ummi tak setujui nak...

"Tidak boleh anak laki laki mandikan anak perwmpuan. Biar ummi yang mandikan. Lhatlah adikmu, ummi tak ijinkan lepas celana panjang dan singletnya."

"Tapi uda tidak pakai singlet!" protes gadisku

"Uda anak laki laki, tidak sama dengan anak perempuan."

Dan permainan sore itu pun harus kalian akhiri dengan terpaksa
Biarlah nak... Semoga kelak kaluan bisa memahami

Ketika semua masuk, pintu ditutup dan hujan  masih tercurah basah dipermukaan tanah. Tiba tiba ummi teringat ada satu baskom besar cucian yang baru saja kelar menjelang azan dzuhur tadi. Mana dia!?.

" Fathan... Mana cucian ummi yang disini tadi!?" fathan segera berlari menunjukkan tempat ia menyalin semua cucian. Semua dimasukkan ke tempat pakaian kotor bayi yang masih berpup.

Tetiba badan jadi lemas, " Ya Allah.... Ummi mau jalan jalan..." ucap ummi lirih. "

Wajahmu penuh sesal dan berulang kali minta maaf. Hari yang lembab,  sangat nyaman untuk kalian tidur siang setelah selesai bebersih.

Saat waktu makan malam tiba, kalian tak berselera menyantap nasi, tapi sangat nyinyir ingin makan mie. Dan jadilah mie ayam instan ini. Panjang banget ya ceritanya hehe.

Mie ayam instan bukan pakai mie instan ya... Resep mie mentah
1kg tepung protein tinggi aduk dengan 4 butr telur ayam dan sedikit garam. Tambahkan 200ml air,
dimasukan perlahan.

Teksturnya memang keras saat diadon,tapi jangan tergoda untuk menambah air karena hasilnya akan buruk. Panduan lengkapnya ada di blog Mba Dian, cek disini.

Setelah adonan tercampur rata dan agak mulus, dibagi dan dipipihkan dengan ampia hingga tipis kemudian dicetak. Selalu taburkan tapioka saat proses mencetak ya...

Sedangkan untuk resep mie ayamnya, saya pakai resep Mba Endang. Rasanya sangat enak dan simpel prosesnya. Cek disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku 61 Kisah Pengantar Tidur [IMRC 2015]

Untukmu... Suamiku

Drama Korea vs Hafalan Qur'an