Langsung ke konten utama

(Riview buku) Kumpulan Do'a dari Al Qur'an dan Sunnah yang Shahih

Judul              : Kumpulan Do’a dari Al Qur’an dan Sunnah yang Shahih
Jml Hal           : xxx+320
Ukuran           : 10x17cm
Penulis            : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penerbit          : Pustaka Imam Syafi’i

Do’a adalah ibadah yang paling mulia, yang dilakukan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu do’a merukapakan kunci pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan, mendatangkan manfaat serta menolak berbagai petaka, selama do’a tersebut hanya dimohonkan kepada Allah.

Setiap hamba yang berdo’a tentunya berharap do’anya akan dikabulkan, sebagaimana do’a - do’a para Rasul, para Nabi dan orang-orang shaleh yang mana do’a mereka mampu menembus langit, dikabulkan oleh Allah.

Di dalam buku ini sangat nampak bahwa penulis telah bekerja keras merangkum do’a - do’a para Rasul, para Nabi, dan orang-orang shaleh yang terdapat dalam Al Qur’an. Juga, do’a – do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam.

Ada 18 judul do’a dari Al Qur’an yang memuat puluhan do’a, lebih dari 100 buah -termasuk do’a saat shalat dan menunaikan ibadah haji- yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam. Semua do’a yang shahih ini sangat baik diamalkan oleh kaum muslimin dalam kehidupan sehari-hari. Tidak lupa penulis juga memberikan pemaparan ringan terkait adab-adab  berdo'a  dan sebab-sebab penghalang terkabulnya do'a.

Menurut saya, buku ini termasuk buku penting yang semestinya dimiliki oleh kelurga muslim, pantas dipakai sebagai panduan dalam berdo’a sehari-hari. Sehingga anda tidak perlu lagi susah payah merangkai kata untuk merayu Allah menunaikan hajat anda. Semua lengkap disini. Maa syaa Allah...

Saya tidak menemukan cela sama sekali dalam buku ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kebaikan yang berlipat ganda kepada penulis buku ini, Ustadz Yazid Rahimahullah.
Aamiin.



Untuk versi hard cover, buku ini bisa didapatkan dengan harga Rp 40.000,- di kota saya
Demikian riview buku kali ini.  Semoga bermanfaat. Baarakallahufiikum. Salam Ukuhuwah ^_^

Yeyen Syafrina

Solok, 7 Desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aim Senang Bersedekah

*Fiksi Hari ini ibu demam. Tubuhnya panas tapi menggigil kedinginan. Di luar mulai terang. Titi dan Titan menggaruk-garuk dinding rumahnya. Begitu cara mereka memanggil tuannya.  "Ata.. " Panggil ibu lemas.  "Ya Bu!" Sahut Ata setengah berteriak. Tangannya masih sibuk mengaduk kasar nasi goreng di atas api kompor. Ata memang belum mahir memasak. Tapi untuk keadaan darurat masakannya tetap ditunggu adik-adik.  Ata mematikan api kompor dan berlari ke kamar ibu.  "Ta, itu Titi sama Titan mungkin sudah lapar." "Ya Bu, biar Ata minta bantu Maira dan Aim. Nasi gorengnya belum selesai." Setelah melihat anggukan ibu, Ata segera memanggil Maira dan Aim.  "Ata, tunggu sebentar." Ucap ibu, ia berusaha bangun dan mengambil sesuatu dari bawah bantal. "Nanti setelah memasak, tolong antar amplop ini ke Pak Firdaus di mushala." Ata mengangguk mengerti. Setiap hari Jum'at memang ibu biasa menitipkan banyak amplop untuk anak yatim ke Pak Fi...

Suatu Malam Bersama Cu Wit

Beliau adalah tantenya suami saya. Adik perempuan mendiang ayah mertua yang paling kecil. Makanya ada embel-embel Uncu di depan nama beliau. Awal kami menikah, saya pernah jumpa Cu Wit beberapa kali. Interaksi kami hanya sekedarnya. Karena saya masih canggung menjadi menantu baru. Keluarga suami saya sangat banyak. Membuat saya sering bingung dan sulit mengingat nama nama dan wajah semua keluarga. Tapi ada satu hal yang khas di tengah kesulitan itu. Wajah mereka mirip-mirip, yang lelaki tampan-tampan dan yang perempuan cantik-cantik. Umumnya kehidupan mereka juga mapan dan berkecukupan. Saya gadis kampung yang pemalu, hanya bisa tersenyum saat berjumpa mereka. Tidak ada banyak kata yang bisa terucap. Sebab saya juga bingung, topik apa yang enak untuk dibahas. Suatu saat Fathan, anak pertama kami sakit. Waktu itu dia masih bayi, usia 11 bulan. Fathan demam tinggi, batuk dan sesak nafas. Semula kami bawa Fathan ke M. Natsir dan rawat inap di sana selama 3 hari. Tapi belum ada angsur...

Duhai Tuan

Duhai Tuan yang Budiman  Barangkali anda bisa lupa dengan saya Atau sekedar pura pura  Tapi saya tidak akan pernah lupa  Akan Tata Krama dan perilaku anda Duhai Tuan,  Saya lebih Sudi berpulang kepada-Nya Dari pada menyingkap tabir saya  Atas anda Bukan karena saya benci Maaf telah saya beri Tetapi bekas perihnya tak akan pergi  Solok, 3 September 2024 Catatan Ternyata masih ada dokter yang rasis saat ini. Ketika pasien terlihat wajah dia sangat ramah. Ketika pasien  tertutup wajahnya dia kembali ke setelan pabrik. Sangat pelit ilmu dan arogan. Padahal orangnya sama (pasien). Tapi diskriminasi tetap berlaku. Kesembuhan datangnya dari Allah. Bukan dari manusia. Tak satu jalan ke Roma. Tak satu pula orang pintar di negeri ini. Terimakasih untuk pelajaran berharga ini. Alhamdulillah saya berhasil melampauinya❤️🖋️