Coretan Rindu Seorang Ibu
Umi sangat ingin memelukmu disaat-saat seperti ini. Kamu terpuruk sendirian di sana. Umi tidak bisa melakukan apa pun untukmu.
Biasanya...usapan hangat tangan ini yang selalu kamu cari di situasi genting yang kamu hadapi.
Nak... Penjagaan Allah jauh lebih kuat. Jauh lebih kokoh. Jauh lebih aman untuk kamu berlindung, bernaung, dan bersandar dengan segala resah yang membuncah.
Umi titipkan anak Umi kepada Allah.
Umi peluk kamu dari kejauhan dengan doa-doa Umi. Umi sangat mencintaimu. Umi sangat menyayangimu. Umi ridha padamu. Umi minta kepada Allah agar Dia juga meridhai mu. Sebab keridhaan Umi kepada anak Umi.
Nak.... Setiap orang pasti punya kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna dan terbebas dari kesalahan. Umi sudah memaafkan kamu, Putra Sulung Umi. Meski itu sakit untuk Umi telan.
Nak... Umi minta maaf karena Umi belum bisa memberi teladan yang terbaik untukmu. Umi punya banyak kekurangan dalam menjalankan tugas Umi menjadi Ibu. Umi juga punya banyak kesalahan kepada Putra Umi.
Umi minta maaf ya, Nak...
Umi merasa gagal menjadi Ibu.
Nak... Apakah Putra Umi tahu? Dulu ketika kamu lahir, Kita berdua hampir saja meregang nyawa. Kita berdua nyaris saja tidak berjumpa. Nyaris saja, Umi tidak bisa memeluk anak Umi. Tubuh Putra Umi sudah membiru dan nafas Umi hanya bersisa satu-satu.
Dengan kasih sayang Allah. Kita berdua selamat. Dengan kasih sayang Allah umur kita panjang. Dengan kasih sayang Allah Umi bisa mendampingi pertumbuhan Putra Umi. Dengan kasih sayang Allah kita berdua bertualang, mencari guru dan sekolah yang cocok untuk Putra Umi. Perjalanan kita cukup panjang. Lebih kurang enam tahun.
Pada empat tahun pertama, ada banyak resah, gundah, air mata yang tumpah. Pada dua tahun setelahnya kelelahan kita berkurang. Sebab perjumpaan kita dengan Pak Nova, Bu Voni, dan Bang Alfi.
Kini tiba masanya Putra Umi merantau untuk berbekal ilmu agama. Betapa bahagianya Umi. Sebab kasih sayang Allah Putra Umi bisa menimba ilmu dari Ustadz - Ustadz Ahlussunnah.
Nak... Ini ujian untuk Putra Umi. Terjatuh dalam kesalahan tidak boleh membuat kita patah arang. Jadikan ini sebagai pelajaran berharga. Agar kamu kelak tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Atau hal-hal lainnya yang serupa.
Hanya Allah tempat kita bersandar dan meminta. Setiap manusia pasti punya kesalahan. Pembedanya, ada manusia yang bertahan dengan kebodohan (kesalahan) dan ada pula yang berlepas diri darinya.
Umi Ridha padamu, Nak. Umi yakin Putra Umi bisa bangkit. Tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Menjadi Ahlul 'ilmi. Pemuda sholeh yang banyak manfaatnya untuk keluarga dan kaum muslimin.
Peluk sayang dari Umi. Seorang Ibu yang tengah merindu Putranya. Umi peluk kamu dari kejauhan dengan doa-doa Umi.
-Ummuka-
Solok, 6 Oktober 2024
Komentar
Posting Komentar